LAMPUNG, what's good?

Halo semuanya!

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk berkunjung ke blog ini. Jadi akhir liburan sekolah kemarin, saya sekeluarga pergi ke Pulau Sumatra tepatnya Kota Lampung untuk berwisata. Karena libur lebaran hanya kami habiskan di rumah. Ayah saya memang termasuk orang yang suka sekali jalan-jalan wisata. Maka tidak heran satu-satunya tempat yang paling beliau anti adalah Mal (kedeketan hahaha.) 

(8 Juli 2017) Kami berangkat pukul 6.00 menuju Pelabuhan Merak. Yap, kami naik kapal feri! Bukan pengalaman pertama saya, tapi pengalaman pertama bagi adik-adik saya. Senang melihat mereka bisa merasakan naik berbagai macam transportasi umum. Ditambah lagi kami bisa parkir dengan suguhan pemandangan laut yang indah.

Perjalanan lebih kurang 2 jam kami habiskan di dalam mobil. Tapi disempatkan juga naik ke atas untuk melihat laut dari tempat yang tinggi. Benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan. Sambil berdiri menumpu pada pagar, merasakan semilir angin, dan melihat hamparan laut luas. Lewat laut yang jernih kami bisa melihat ubur-ubur, hewan kesukaan-nya spongebob.

Sisa perjalanan saya habiskan dengan tidur. Sampainya di Lampung, kami langsung menuju ke hotel untuk check in. Setelah itu perjalanan wisata pun dimulai!

Sumber: Google
Hal yang pasti akan teman-teman lihat ketika sampai Lampung adalah "Siger." Menarik karena bisa kita temukan hampir di setiap sudut kota Lampung. Menurut wikipedia, Siger merupakan lambang Lampung saat ini dan merupakan simbolisasi sifat feminin. Konsepnya diambil dari agama Islam yang merupakan agama yang dianut suku Lampung asli. Karena dalam Islam, laki-laki adalah kepala rumah tangga sedangkan istri adalah manajer rumah tangga. Meskipun masyarakat Lampung sendiri penganut garis ayah atau patrilineal, tetapi mereka sangat menghargai perempuan yang berperan dalam segala kegiatan. Lengkapnya silakan baca di sini.

Berhubung jam makan siang, kami langsung menuju ke tempat rekomendasi tante saya, namanya Pempek 40 terletak di Jl. Salim Batubara. Rata-rata makanan di Lampung memang didominasi makanan Palembang. Pempek 40 ini rasanya "WAH." Pempeknya empuk dan berasa ikannya. Pokoknya sekali makan langsung jatuh cinta deh.  Apalagi pelayanannya yang cepat dan ramah.

Selain itu, saya kembali bisa merasakan tekwan yang sudah saya rindukan sejak lama, jadi inget masa-masa kecil, hehehe. Plus Lenggang akhirnya memasuki list menu favorit saya. Lenggang adalah pempek lenjer yang digoreng dadar dengan telur kemudian ditaruh mi, bihun, timun dan taburan bubuk ebi di atasnya. Mantap. Jadi kalau main-main ke Lampung jangan sampai kelewatan nih coba Pempek 40. 


Setelah puas makan, kami menuju Pantai Mutun. Pantai Mutun ini adalah pantai resmi, jadi akan aman untuk kendaraan teman-teman. Highlight Pantai Mutun adalah Pulau Tangkil. Cukup dengan Rp150.000,00 teman-teman bisa menyewa perahu dan melakukan perjalanan dari Pantai Mutun ke Pulau Tangkil dan sebaliknya.

Di Pantai Mutun dan Pulau Tangkil disediakan saung-saung juga area untuk teman-teman berenang. Jadi teman-teman bisa menetap di pantai maupun di pulau. Sayangnya kebersihan pantai masih kurang terjaga. Sudah saatnya kita berbuat baik pada alam teman-teman. Lepas dari itu kami sekeluarga sangat menikmati pemandangan yang disuguhkan.

Sore hari kami kembali ke Pantai Mutun dan bapak nelayan menawarkan untuk berkeliing melihat terumbu karang dengan potongan harga dari Rp150.000,00 menjadi Rp50.000,00 saja! Memang sungguh hebat ciptaan-Nya, terumbu karang yang berwarna-warni tersebut selain indah juga menjadi tempat tinggal ikan-ikan. Ditambah pemandangan matahari yang mulai tenggelam dan semilir angin. 

Kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Hingga pukul 21.00 baru sempat makan malam, berhubung ayah saya habis temu kangen dengan rekan lamanya.

Restoran kedua yang kami kunjungi di Lampung dan juga rekomen teman ayah saya, Pindang Meranjat Riu, Jl. Pangeran Antasari No. 82. Berhubung saya kurang berani makan pedas, hehehe, jadi saya tidak mencoba pindangnya. Tapi, orang tua dan adik saya makan dan katanya enak banget. Sampai ibu saya pesan untuk dibawa ke Jakarta. Berarti ini ikan beneran enak, karena ibu saya adalah penikmat ikan sejati.

Coba, siapa yang bisa makan ikan sampai bersih tersisa tulangnya dengan hanya menggunakan sendok dan garpu?

Selesai makan, kami lanjut berkeliling. Jalanan Lampung ini nggak ada macet-macetnya. Saya sendiri sempat heran orang Lampung pada ke mana, atau mungkin karena saat itu malam hari kali ya.. #gubrak

Lanjut mencari jajanan untuk makan di hotel. Kita menemukan martabak King (Jl. Gajah Mada No. 85 D.) Ini semacem tempat gaulnya anak Bandar Lampung, kayaknya. Dengan musik yang nge-blast dan dekor warung yang 'kekinian.' Kami pesan martabak spesial dan telor. Kemudian kembali ke hotel.

(9 Juli 2017) Hari kedua, jadwal paling utama dan harus dilakukan, nemenin adik ke-2 saya berenang. Airnya suuuper dingin. Udaranya juga sejuk bikin melek. Setengah jam berenang kami kemudian kembali ke kamar dan siap-siap check out.


Pukul 9.00 wisata Lampung kembali dimulai. Pemberhentian pertama adalah Pempek 40 untuk dibawa ke Jakarta. Lanjut ke toko oleh-oleh khas Lampung, Toko Manisan Yen Yen (Jl. Ikan Kakap No. 86) dan Outlet Keripik Pisang Suseno. Oh iya, wajib nih buat teman-teman cobain keripik pisang Lampung yang rasanya macem-macem.  Satu hal yang saya sadari, pekerjanya banyak yang keliahatannya seumuran saya, serius deh berasa ketemu temen hahaha. Mungkin karena sekarang sedang banyak anak pengangguran seperti saya merajalela kali yaa, hm... (Karena kuliah belum dimulai.) Salut karena mereka mau memperkerjakan SDM mudanya.

Kami sempat berencana ke Gita Persada Butterfly Park, tapi berhubung waktu yang terbatas jadilah langsung cau ke Pindang Riu. Nggak disangka dalam perjalanan ke sana kami menemukan Museum Lampung. Akhirnya kami berkunjung dulu ke sana. Sebelum masuk museum, teman-teman akan disuguhkan rumah tradisional Lampung. Lagi disayangkan banyak orang-orang tidak bertanggung jawab mencoret-coret bagian bawah rumahnya.

Setelah itu lanjut ke Pindang Riu untuk mengambil pesanan bawa pulang sekaligus memesan makanan untuk di kapal. Perjalanan pulang kami melewati lintas sumatra membuat saya sadar kalo ayah saya jago banget nyetir. Saingan kami adalah truk-truk besar dan karena ayah saya yang mahir nyalip juga izin Allah (hihi) akhirnya kita sampai di pelabuhan dengan selamat dan tidak sore-sore amat.

Kali ini kami tidak dapat parkir di atas dan kedapatan parkir dengan truk-truk besar. Jadilah selama kapal berlayar kami naik ke dalam kapal. Kapal kali ini lebih besar dari kapal keberangkatan kami. Sambil duduk lesehan di dalam kapal, kami berencana makan bekal yg sudah dibeli (Kweitau dan Fu yung Hai.) Dan teman-teman serius, kami lupa bawa sendok garpu. Ibu saya mencoba makan pakai emping kemudian timun sebagai sendoknya. Saya sebelum mencoba-pun sudah menyerah.

Akhirnya supaya nggak kelaparan, kami beli pop mie supaya dapat garpunya. Eh abis makan pop mie malah kenyang (yak.) Daripada bengong, sambil ditemani lagu-lagu BTS saya-pun berusaha tidur.

Menjelang maghrib akhirnya kami sampai juga ke daratan. Liburan adik-adik saya berakhir. Kalau saya sih masih lanjut sampai agustus (yes.) Walaupun perjalanannya singkat, tapi jika dihabiskan bersama keluarga akan tetap berkesan. Apalagi suasana adem-ayem yang kontras dengan Jakarta bikin ++ liburan kali ini. Jangan lupa kapan-kapan main ke Lampung ya teman-teman! Dan selalu jaga kebersihan tempat-tempat yang kita kunjungi, karena kalau bukan kita siapa lagi? :)

Terima kasih dan sukses selalu.

Salam,
Adina

Comments

Popular posts from this blog

Cerita #1

Memaknai Kuliah S1 Desain

Bulan Agustus 2022