5,297 km Menuju Negeri Ginseng (Bagian II)
Halo semuanya!
안녕하세요 여러분!
Penasaran kah dengan kelanjutan perjalanan saya ke Korea? Penasaran, tidak penasaran, silakan dinikmati 5,297 km Menuju Negeri Ginseng (Bagian II)-nya ;).
(26 Juli) Kami kembali ke Seoul dan mendarat di Gimpo. Dari Gimpo kami menuju Dalin Laver Museum dimana kita bisa belajar membuat kimchi dan mencoba Hanbok (baju tradisional Korea.) Proses pembuatan kimchi sebenarnya membutuhkan waktu berjam-jam makanya kami diajarkan tahap paling akhir yaitu membaluri bumbu pada sayuran yang sudah difermentasi. Nantinya kimchi tersebut akan dibagikan pada orang-orang yang membutuhkan.
Fun fact, kalau mau hidup murah di Korea, silakan makan kimchi dan minum air yang banyak, karena kedua makanan dan minuman tersebut gratis di seluruh restoran di Korea.
Kegiatan dilanjutkan dengan makan siang di sebuah restoran shabu-shabu. Kemudian pemberhentian selanjutnya adalah tempet shooting-nya Winter Sonata, yaitu Nami Island. Untuk menuju Nami kita akan naik kapal kira-kira 5 sampai 10 menit. Di dalam kapal memang disediakan tempat duduk juga dilengkapi AC. Tapi berdiri di luar selalu menjadi opsi terbaik karena bisa menikmati semilir angin dan pemandangan di sekitar Nami Island.
Sampai di Nami, untuk ke tempat shooting Winter Sonata kita akan berjalan lumayan jauh, but the views and the place was worth the walk. Nggak bakal nyesel jalan sampai ujung karena kita akan disuguhi suasana yang luar biasa sejuk dan romantis. Cocok untuk pasangan-pasangan yang baru menikah, ehm.
Memang tempat shootingnya itu photogenic banget, tapi jangan diam di situ aja! Masih banyak spot bagus lainnya di Nami Island yang bisa kita kunjungi. Wilayah Nami Island dibagi menjadi tujuh desa (Nama daerahnya aja Desa ya teman-teman, nggak ada perumahan penduduk kok.) Ada Desa Penyanyi, Cinta, Bahagia, Hutan, Matahari Terbit, Impian dan Bungalow. Setiap desa ini memiliki daya tariknya tersendiri seperti museum, taman, air mancur, dsb. Bahkan hewan-hewan dibiarkan berkeliaran seperti tupai, kelinci, dll. Kalau nggak salah lihat ada juga tempat kita untuk mengirimkan post-card dari Nami Island.
Setelah puas menyegarkan mata dengan yang hijau-hijau, kami makan malam di restoran yang menyajikan makanan khas daerah tersebut yaitu ayam dan bebek. Kemudian berangkat ke hotel yang lumayan jauh memakan waktu lebih kurang 2 jam, kami melewati banyak terowongan, bikin saya serasa sedang shoot MV.
(27 Juli) Sekitar pukul 08.00 kami berangkat ke Gunung Seorak. Saat sampai gerbang kami disambut oleh patung beruang hitam raksasa. Ceritanya, dulu di daerah tersebut banyak beruang hitam berkeliaran. Percaya bahwa liver mereka baik untuk kesehatan, banyak orang yang memburu beruang hitam tersebut. Lama-kelamaan populasi beruang menurun, sehingga dibuatlah patung sebagai tanda penghormatan.
Butuh waktu 5 sampai 10 menit untuk sampai di tempat Cable Car yang akan membawa kami ke tempat start naik ke salah satu puncak Gunung Seorak yaitu Gwongeumsung Fortess. Cable Car ini ukurannya 3x gondola dan bisa memuat 20 sampai 30 orang karena kita nantinya berdiri di dalam. Turun dari Cable Car, kami menjumpai banyak tempat jajan. Nah untuk naik ke Gwongeumsung Fortess mereka menyediakan anak tangga. Waktu itu saya dan ibu membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk naik ke atas. Sebenarnya bisa juga menikmati pemandangan dari tempat turun Cable Car karena dari situ sudah keliatan juga deret gunungnya. Tapi saat naik ke atas view nya lebih lebih keren lagi.
Turun dari Gwongeumsung Fortess kami melanjutkan perjalanan ke Shinheungsa Temple yang masih terletak di sekitar Seorak. Shinheungsa Temple merupakan kuil Buddha, jadi buat teman-teman yang beragama Buddha bisa sembahyang di sana. Kita juga bisa membeli genteng dan beras, yang beras itu nantinya untuk makan burung-burung di wilayah kuil. Ada juga air jernih langsung dari pegunungan yang bisa kita minum.
Setelah itu kami pergi ke salah satu highlight bagi saya dalam perjalanan ini, yaitu, EVERLAND! Setelah sekian lama tidak pergi ke amusement park. Jujur saya sendiri belum pernah ke Dufan, jadi sedikit norak bahagia gitu pas sampai di sana. Dan ternyata T-Express, roller coaster yang pernah disebut-sebut GOT 7 ada di sana. Wah bikin tambah semangat, hahaha.
Bersama teman-teman satu grup, kami mengantre sekitar 15-20 menit. Beruntung waktu itu sedang tidak ramai, karena kalau sedang ramai katanya bisa sampai berjam-jam. Saya nggak merasa deg-degan saat mau naik, biasa aja. Tapi pas udah duduk dan dipasangkan pengaman, BOOM langsung berasa deg-deg-annya. Shit are getting real. Sebelum mulai kami disuruh lemesin badan. Pas roller coaster-nya mulai jalan yang awalnya santai-santai-santai, kemudian mulai naik, "Wah mulai seru nih." Tiba-tiba, "HYAAA!" *screams in every language possible* roller coasternya meluncur dengan hebat dari ketinggian berapa ratus meter. Kemudian santai lagi, saya kira udah mau selesai dan ternyata itu hanya permulaan saja teman-teman, roller coasternya langsung naik-turun-jungkir balik bikin muka ditampar angin jantung rasanya mau lompat keluar.
Tapi pas udah selesai rasanya? S E R U A B I S. Walaupun pas ditawarin naik lagi saya nggak mau. Belum sanggup mental saya naik langsung dua kali. Biasanya setelah itu ada foto dari kamera yang dipasang di pinggir-pinggir jalur roller coaster kan, kebetulan kerudung saya mencong sana-sini muka juga nggak mendukung, batal deh punya koleksi muka naik roller coaster, hehehe.
Setelah uji mental, saya lanjut keliling Everland sama ibu. Sempat mencoba soft ice cream dan kopinya. Juga icip-icip salah satu restoran di sana. Pulang dari Everland, kami pergi ke Dongdaemun. Tempat shopping yang seperti seperti mal. Di sana di lantai 6 ada toko Arirang Migliore yang menjual berbagai macam souvenir Korea dan Merchandise K-Pop dengan harga murah. Pegawainya juga sebagian besar bisa bahasa Indonesia, jadi nggak usah khawatir kalau mau minta diskon, ehm.. Mereka juga menjamnin makanan yang mereka jual halal.
Kalau tidak salah ingat, lantai 5 isinya baju anak-anak, lantai 4 baju wanita, lantai 3 baju laki-laki, lantai 2 baju desainer lokal, dan lantai 1 LINE Friends. Ada berbagai macam tempat makan juga. Dan kebetulan sedang Seoul Summer Sale (tahun ini dari 23 Mei - 31 Juli), jadi barangnya lagi banyak yang diskon.
Pukul 20.00 kami kembali ke hotel. Berhubung belum makan malam, akhirnya saya dan ibu makan ayam goreng di restoran sebelah hotel. Saking laparnya habis olahraga keliling mal, ngeliat gambarnya aja udah ngiler. Pas makan, hmm rasa ayam goreng tepung pada umumnya, tapi nikmat alhamdulillah. Satu porsi 19.000 Won, bisa mengenyangkan 3 sampai 4 orang. Setelah kenyang saatnya mimpi indah~
(28 Juli) Nggak terasa hari kepulangan semakin dekat yang malah bikin nggak mau pulang :(. Pemberhentian pertama kami adalah National Ginseng Outlet. Memang Korea terkenal dengan ginsengnya, di sana kami dijelaskan tahap-tahap dalam mengolah dan memproduksi ginseng. Oh iya, Ginseng Korea tidak pernah diekspor ke luar negeri. Jadi untuk mendapatkan Ginseng Korea kualitas terbaik ya di negaranya sendiri. Ginseng olahannya ada yang berbentuk kapsul dan bubuk.
Kemudian lanjut ke toko kosmetik Odbo. Mengutip tour guide kami, "Korea itu sebenarnya bagus di skin care nya." Bukan berarti make up mereka nggak bagus yaa. Biasanya make up semacam Etude, Tony Moly, dsb., memang ditargetkan untuk yang baru beranjak dewasa seperti anak SMA dan kuliah. Jujur aja saya ini orang yang super buta masalah kosmetik dan perawatan, alhasil cuma beli black head removal semacam biore tapi merk SNP. Setelah saya coba memuaskan kok produknya.
Abis itu ke Duty Free Shop, dimana turis dengan menggunakan paspor bisa belanja tanpa harus melakukan tax refund. Isinya kosmetik dan barang-barang branded.
Dari Duty Free kami ke N-Seoul Tower. Karena suasanya yang sedang berkabut jadi jalanannya sedikit licin plus jalannya menanjak ke atas. Nah N-Seoul Tower terkenal dengan tempat untuk memasang gembok cinta. Katanya sih kalau masang gembok cinta jangan tulis nama kita sendiri terus digembok. Soalnya itu berarti kita pengin single selamanya! Maksud gembok itu sendiri kan untuk menjaga kita dan pasangan supaya nggak ada orang lain masuk ke dalam hubungan.
Night shopping day two pun dimulai. Kami ke Myeongdong, salah satu tempat belanja terkenal untuk para turis dan orang Korea sendiri. Super ramai. Di sana ada macam-macam toko dari yang branded sampai yang lokal. Kosmetik, baju, sepatu, kaos kaki, tas, album K-Pop, semuanya ada. Lagi karena sedang Seoul Summer Sale, banyak toko yang diskon. Seberang Myeongdong ada Lotte, jadi bisa pilih mau belanja di mana, sesuai keperluan teman-teman. Banyak juga jajanan bertebaran bahkan saya sempat lihat ada yang jelas-jelas menulis "HALAL", hahaha.
Nah salah satu toko incaran saya dan ibu adalaha SPAO. Merk Korea asli. Di sana ya hunting baju. Dan nggak lupa, hunting album! Sebenernya saya sempat searching untuk toko album banyak terdapat di Myeongdong Undergorund, tapi karena kelamaan di toko-toko sebelumnya kami nggak sempat ke sana. Untung ketemu satu toko album di pojokan. Jadi deh beli di situ aja.
FYI, Myeongdong itu sangat luas. Muterin itu mungkin udah kayak muterin lapagan bola di dalam GBK ditambah harus mengarungi lautan manusia. Kami nggak pernah menemukan belokan yang sama dengan yang sebelumnya..
Selesai berburu di Myeongdong, kami balik ke hotel. Makan malam kali ini disponsori Subway, kemudian keliling sekitar hotel sambil menikmati malam terakhir di Korea. Kisaran jam 10 malam saja masih banyak berpapasan dengan orang baru pulang kerja dan anak-anak sekolah.
Cerita menarik tentang sistem sekolah di Korea yang katanya sangat berat. SD bisa dibilang kita harus puas-puasin main, masuk SMP kita akan mulai pulang sore sekitar jam 6. Masuk SMA kita akan hidup di sekolah, asik. HA. Tur guidenya sendiri yang bilang saat menginjak SMA, kita akan belajar hingga jam 11 malam, itu sudah termasuk les ya. Karena persaingan di Korea memang berat, bahkan tanpa disadari persaingan dimulai sejak SD.
Utuk macet kalo di daerah komuter ya memang macet sama kayak di Indonesia. Tapi takjub dengan sistem transportasi umumnya yang begitu baik. Sampai ada aplikasi yang menunjukkan estimasi waktu dengan tepat. Kata tour guidenya transportasi umum Korea memang mulai berkembang 10 tahun terakhir. Untuk masalah koneksi internet nggak perlu ditanya (cari tahu) di jalanan bahkan ada wi-fi, tiba-tiba hp saya terkonek secara gratis. Kalo temen-temen ingin beli pake data juga bisa dilakukan di bandara.
Keliling Seoul malam-malam sambil makan chocochip cookies, pas. Kemudian kami kembali ke hotel dan tidur siap-siap untuk hari terkahir.
(29 Juli) Hari terakhir di Korea. Perasaan sedih karena harus berpisah, perasaan senang karena kembali ke Indonesia, campur aduk. Amethyst show room, tempat menjual batu-batu alam dan perhiasan menjadi tujuan pertama kami. Dilanjutkan ke Red Pine Tree Shop, tempat menjual sirup dari pohon pinus merah yang terkenal di Korea. Dan terakhir ke Chungha Grocery Shop untuk belanja oleh-oleh makanan ringan.
Setelah itu ke Incheon untuk menempuh perjalanan 7 jam kembali ke Indonesia. Bye-bye Korea! 안녕 Korea! You've been good for the past 6 days. Will miss Korea a lot. Semoga bisa kembali ke sana. Dan semoga teman-teman juga bisa berkunjung ke Korea! Buat teman-teman yang sudah berkunjung bisa berbagi cerita juga gimana keseruannya selama di sana.
Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan YME, Orang Tua, TX Travel, dan pihak-pihak dari Korea yang telah membantu, karena berkat merekalah perjalanan ini dapat terwujud. (Serasa lagi acara award.)
Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat dan semoga teman-teman semua bisa berkunjung ke Korea juga!
Ps. Bagi teman-teman peminat buku korea, bisa membeli secara online di salah satu toko buku. Atau mengunjungi tokonya langsung. Berhubung saya engga sempat, akhirnya beli secara online dibantu tur guide, hehehe.

Butuh waktu 5 sampai 10 menit untuk sampai di tempat Cable Car yang akan membawa kami ke tempat start naik ke salah satu puncak Gunung Seorak yaitu Gwongeumsung Fortess. Cable Car ini ukurannya 3x gondola dan bisa memuat 20 sampai 30 orang karena kita nantinya berdiri di dalam. Turun dari Cable Car, kami menjumpai banyak tempat jajan. Nah untuk naik ke Gwongeumsung Fortess mereka menyediakan anak tangga. Waktu itu saya dan ibu membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk naik ke atas. Sebenarnya bisa juga menikmati pemandangan dari tempat turun Cable Car karena dari situ sudah keliatan juga deret gunungnya. Tapi saat naik ke atas view nya lebih lebih keren lagi.
Turun dari Gwongeumsung Fortess kami melanjutkan perjalanan ke Shinheungsa Temple yang masih terletak di sekitar Seorak. Shinheungsa Temple merupakan kuil Buddha, jadi buat teman-teman yang beragama Buddha bisa sembahyang di sana. Kita juga bisa membeli genteng dan beras, yang beras itu nantinya untuk makan burung-burung di wilayah kuil. Ada juga air jernih langsung dari pegunungan yang bisa kita minum.
Setelah itu kami pergi ke salah satu highlight bagi saya dalam perjalanan ini, yaitu, EVERLAND! Setelah sekian lama tidak pergi ke amusement park. Jujur saya sendiri belum pernah ke Dufan, jadi sedikit norak bahagia gitu pas sampai di sana. Dan ternyata T-Express, roller coaster yang pernah disebut-sebut GOT 7 ada di sana. Wah bikin tambah semangat, hahaha.
Bersama teman-teman satu grup, kami mengantre sekitar 15-20 menit. Beruntung waktu itu sedang tidak ramai, karena kalau sedang ramai katanya bisa sampai berjam-jam. Saya nggak merasa deg-degan saat mau naik, biasa aja. Tapi pas udah duduk dan dipasangkan pengaman, BOOM langsung berasa deg-deg-annya. Shit are getting real. Sebelum mulai kami disuruh lemesin badan. Pas roller coaster-nya mulai jalan yang awalnya santai-santai-santai, kemudian mulai naik, "Wah mulai seru nih." Tiba-tiba, "HYAAA!" *screams in every language possible* roller coasternya meluncur dengan hebat dari ketinggian berapa ratus meter. Kemudian santai lagi, saya kira udah mau selesai dan ternyata itu hanya permulaan saja teman-teman, roller coasternya langsung naik-turun-jungkir balik bikin muka ditampar angin jantung rasanya mau lompat keluar.
Tapi pas udah selesai rasanya? S E R U A B I S. Walaupun pas ditawarin naik lagi saya nggak mau. Belum sanggup mental saya naik langsung dua kali. Biasanya setelah itu ada foto dari kamera yang dipasang di pinggir-pinggir jalur roller coaster kan, kebetulan kerudung saya mencong sana-sini muka juga nggak mendukung, batal deh punya koleksi muka naik roller coaster, hehehe.
Setelah uji mental, saya lanjut keliling Everland sama ibu. Sempat mencoba soft ice cream dan kopinya. Juga icip-icip salah satu restoran di sana. Pulang dari Everland, kami pergi ke Dongdaemun. Tempat shopping yang seperti seperti mal. Di sana di lantai 6 ada toko Arirang Migliore yang menjual berbagai macam souvenir Korea dan Merchandise K-Pop dengan harga murah. Pegawainya juga sebagian besar bisa bahasa Indonesia, jadi nggak usah khawatir kalau mau minta diskon, ehm.. Mereka juga menjamnin makanan yang mereka jual halal.

Pukul 20.00 kami kembali ke hotel. Berhubung belum makan malam, akhirnya saya dan ibu makan ayam goreng di restoran sebelah hotel. Saking laparnya habis olahraga keliling mal, ngeliat gambarnya aja udah ngiler. Pas makan, hmm rasa ayam goreng tepung pada umumnya, tapi nikmat alhamdulillah. Satu porsi 19.000 Won, bisa mengenyangkan 3 sampai 4 orang. Setelah kenyang saatnya mimpi indah~
(28 Juli) Nggak terasa hari kepulangan semakin dekat yang malah bikin nggak mau pulang :(. Pemberhentian pertama kami adalah National Ginseng Outlet. Memang Korea terkenal dengan ginsengnya, di sana kami dijelaskan tahap-tahap dalam mengolah dan memproduksi ginseng. Oh iya, Ginseng Korea tidak pernah diekspor ke luar negeri. Jadi untuk mendapatkan Ginseng Korea kualitas terbaik ya di negaranya sendiri. Ginseng olahannya ada yang berbentuk kapsul dan bubuk.
Kemudian lanjut ke toko kosmetik Odbo. Mengutip tour guide kami, "Korea itu sebenarnya bagus di skin care nya." Bukan berarti make up mereka nggak bagus yaa. Biasanya make up semacam Etude, Tony Moly, dsb., memang ditargetkan untuk yang baru beranjak dewasa seperti anak SMA dan kuliah. Jujur aja saya ini orang yang super buta masalah kosmetik dan perawatan, alhasil cuma beli black head removal semacam biore tapi merk SNP. Setelah saya coba memuaskan kok produknya.
Abis itu ke Duty Free Shop, dimana turis dengan menggunakan paspor bisa belanja tanpa harus melakukan tax refund. Isinya kosmetik dan barang-barang branded.
Dari Duty Free kami ke N-Seoul Tower. Karena suasanya yang sedang berkabut jadi jalanannya sedikit licin plus jalannya menanjak ke atas. Nah N-Seoul Tower terkenal dengan tempat untuk memasang gembok cinta. Katanya sih kalau masang gembok cinta jangan tulis nama kita sendiri terus digembok. Soalnya itu berarti kita pengin single selamanya! Maksud gembok itu sendiri kan untuk menjaga kita dan pasangan supaya nggak ada orang lain masuk ke dalam hubungan.
Night shopping day two pun dimulai. Kami ke Myeongdong, salah satu tempat belanja terkenal untuk para turis dan orang Korea sendiri. Super ramai. Di sana ada macam-macam toko dari yang branded sampai yang lokal. Kosmetik, baju, sepatu, kaos kaki, tas, album K-Pop, semuanya ada. Lagi karena sedang Seoul Summer Sale, banyak toko yang diskon. Seberang Myeongdong ada Lotte, jadi bisa pilih mau belanja di mana, sesuai keperluan teman-teman. Banyak juga jajanan bertebaran bahkan saya sempat lihat ada yang jelas-jelas menulis "HALAL", hahaha.
Nah salah satu toko incaran saya dan ibu adalaha SPAO. Merk Korea asli. Di sana ya hunting baju. Dan nggak lupa, hunting album! Sebenernya saya sempat searching untuk toko album banyak terdapat di Myeongdong Undergorund, tapi karena kelamaan di toko-toko sebelumnya kami nggak sempat ke sana. Untung ketemu satu toko album di pojokan. Jadi deh beli di situ aja.
FYI, Myeongdong itu sangat luas. Muterin itu mungkin udah kayak muterin lapagan bola di dalam GBK ditambah harus mengarungi lautan manusia. Kami nggak pernah menemukan belokan yang sama dengan yang sebelumnya..
Selesai berburu di Myeongdong, kami balik ke hotel. Makan malam kali ini disponsori Subway, kemudian keliling sekitar hotel sambil menikmati malam terakhir di Korea. Kisaran jam 10 malam saja masih banyak berpapasan dengan orang baru pulang kerja dan anak-anak sekolah.
Cerita menarik tentang sistem sekolah di Korea yang katanya sangat berat. SD bisa dibilang kita harus puas-puasin main, masuk SMP kita akan mulai pulang sore sekitar jam 6. Masuk SMA kita akan hidup di sekolah, asik. HA. Tur guidenya sendiri yang bilang saat menginjak SMA, kita akan belajar hingga jam 11 malam, itu sudah termasuk les ya. Karena persaingan di Korea memang berat, bahkan tanpa disadari persaingan dimulai sejak SD.
Utuk macet kalo di daerah komuter ya memang macet sama kayak di Indonesia. Tapi takjub dengan sistem transportasi umumnya yang begitu baik. Sampai ada aplikasi yang menunjukkan estimasi waktu dengan tepat. Kata tour guidenya transportasi umum Korea memang mulai berkembang 10 tahun terakhir. Untuk masalah koneksi internet nggak perlu ditanya (cari tahu) di jalanan bahkan ada wi-fi, tiba-tiba hp saya terkonek secara gratis. Kalo temen-temen ingin beli pake data juga bisa dilakukan di bandara.
Keliling Seoul malam-malam sambil makan chocochip cookies, pas. Kemudian kami kembali ke hotel dan tidur siap-siap untuk hari terkahir.
(29 Juli) Hari terakhir di Korea. Perasaan sedih karena harus berpisah, perasaan senang karena kembali ke Indonesia, campur aduk. Amethyst show room, tempat menjual batu-batu alam dan perhiasan menjadi tujuan pertama kami. Dilanjutkan ke Red Pine Tree Shop, tempat menjual sirup dari pohon pinus merah yang terkenal di Korea. Dan terakhir ke Chungha Grocery Shop untuk belanja oleh-oleh makanan ringan.
Setelah itu ke Incheon untuk menempuh perjalanan 7 jam kembali ke Indonesia. Bye-bye Korea! 안녕 Korea! You've been good for the past 6 days. Will miss Korea a lot. Semoga bisa kembali ke sana. Dan semoga teman-teman juga bisa berkunjung ke Korea! Buat teman-teman yang sudah berkunjung bisa berbagi cerita juga gimana keseruannya selama di sana.
Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan YME, Orang Tua, TX Travel, dan pihak-pihak dari Korea yang telah membantu, karena berkat merekalah perjalanan ini dapat terwujud. (Serasa lagi acara award.)

Ps. Bagi teman-teman peminat buku korea, bisa membeli secara online di salah satu toko buku. Atau mengunjungi tokonya langsung. Berhubung saya engga sempat, akhirnya beli secara online dibantu tur guide, hehehe.
Comments
Post a Comment