Haruki Murakami - Kafka on The Shore (Spoiler!)
Disclaimer: Bukan review/resensi pro, rawan misinterpretasi
Halo semuanya!
Kali ini saya pengin share experience pertama kali baca buku karya Haruki Murakami, yaitu Kafka on The Shore. Buku ini saya beli di bandara sekitar tahun 2017. Waktu pertama kali baca, karena kapasitas otak saya yang 2kb mungkin ya, saya kurang paham. Tapi, awal tahun ini (empat tahun kemudian) saya mulai baca lagi dan sempet nggak bisa move on. Narasinya jago memainkan perasaan pembaca, emosi saya dibawa naik-turun sampe halaman terakhir.
"It's all a question of imagination. Our responsibility begins with the power to imagine. It's just as Yeats said: In dreams begin responsibility. Turn this on its head and you could say that where there's no power to imagine, no responsibility can arise." (Hal. 141)
Menurut pemahaman saya, dalam buku ini Murakami menekankan pada kekuatan sebuah imajinasi. Dari imajinasi, tercipta spirit untuk melakukan sesuatu. Kejadian yang dialami karakter-karakter dalam buku adalah hasil pemikiran/imajinasi/mimpi karakter-karakter tersebut. Ketika imajinasi dan takdir dipertemukan maka akan terjadi hal-hal yang terpikirkan bisa hingga keluar nalar.
Lebih dari itu, manusia atau makhluk hidup terdiri dari tubuh sebagai objek dan jiwa. Kunci kehidupan dalam buku ini dilambangkan dengan "The Entrance Stone". Ketika kunci ini terbuka, setiap jiwa dapat berpindah tubuh atau wonder sesuai keinginan mereka.
Kafka, bocah 15 tahun yang kabur dari rumah
"I don't want to rain on your parade or anything, but I wouldn't count on escaping this place if I were you. No matter how far you run. Distance might not solve anything"
Masuk halaman pertama kita akan disuguhkan sebuah prologue untuk mengenal Kafka. Berlatar di Jepang, Kafka adalah anak remaja yang tinggal bersama Bapaknya, seorang seniman ternama. Dia pernah memiliki ibu dan satu kakak perempuan yang hanya dapat ia ingat melalui foto mereka di pantai.
Ketika menginjak usia 15, Kafka memutuskan untuk kabur dari rumahnya di Nogata, Nakano menuju Shikoku, menghindari kutukan yang Ayahnya pastikan terjadi ketika ia beranjak dewasa. Kafka dikatakan akan memiliki hubungan dengan ibu dan kakak perempuannya, serta membunuh Ayahnya. Mungkin kalau pernah dengar cerita Oedipus, teman-teman akan klik, tentang gimana Oedipus akhirnya benar-benar melakukan kutukan tersebut.
Nakata, Kakek asal Nagano
"It's not that I'm dumb. Nakata's empty inside. I finally understand that. Nakata's like a library without a single book. It wasn't always like that. I used to have books inside me. For a long time I couldn't remember, but now I can. I used to be normal, just like everybody else. But something happened and I ended up like a container with nothing inside." (Hal. 329)
Nakata adalah karakter yang paling menarik bagi saya. Ketika Nakata TK (masa perang PD II), Nakata dan teman-temannya mengalami koma secara mendadak, hanya Nakata yang tidak bangun hingga berminggu-minggu. Namun, setelah bangun dari koma, Nakata yang dinyatakan pandai itu hilang, jiwanya kosong. Bayangan dirinya cuma ada setengah dan lebih gelap dari orang-orang lain. Nakata tumbuh sebagai kakek asal Nagano yang naif.
Satu hal aneh yang terjadi setelah Nakata bangun, dia bisa berkomunikasi sama kucing. Makanya pekerjaan Nakata adalah mencari kucing yang hilang. Suatu waktu Nakata bertemu dengan segerombolan kucing dan mendapat fakta bahwa seseorang dengan julukan Johnnie Walker yang datang pada waktu-waktu tertentu adalah pemburu kucing, kemungkinan kucing-kucing yang hilang diambil sama dia. Orang ini kemudian menjadi buruan Nakata, karena ia yakin salah satu kucing yang ia cari ada sama orang itu.
Pada satu titik, saya mikir, enak juga ya hidup kayak Nakata. Dia merasa content dengan apa yang dia jalani sehari-hari. Menerima takdir, menjalani hidupnya sebaik-baiknya. Karena kondisinya, dia nggak terlalu rumit mikirin hidupnya dalam pandangan orang-orang lain, atau ngejar target-target tertentu. Tapi, seperti kutipan di atas, ada kalanya dia struggle to live, kadang dia bingung dengan keadaannya, pengin ngelakuin sesautu tapi enggak paham kenapa harus ngelakuin itu.
Hidup paralel Kafka dan Nakata, Hal-Hal Aneh
Kalau teman-teman udah baca bukunya atau review mengenai buku ini, ada banyak banget teori yang menjelaskan gimana jiwa Kafka dan Nakata saling berhubungan. Bahkan Kafka dan Nakata berasal dari daerah yang sama. Semua karakter dalam buku ini mengalami hal-hal di luar nalar yang absurd (or should I say magical?) dan saling berhubungan. Salah satunya, suatu malam si Kafka terbangun di tengah hutan dengan baju berlumuran darah. Enggak mungkin dia habis membunuh Ayahnya, mengingat dia yang udah jauh dari rumah. Tapi, malam itu juga Nakata baru aja membunuh Johnnie Walker (Ayah Kafka) dan anehnya bajunya bersih tanpa noda.
Paginya Nakata mendapat perasaan bahwa ia harus melakukan perjalanan mencari sebuah jembatan untuk mendapat sebuah jawaban (The Entrance Stone). Sebelum pergi, dia memutuskan untuk lapor polisi bahwa ia telah membunuh seseorang, tentu aja polisi enggak percaya. Selain itu, Nakata bilang dia ada feeling kuat akan terjadi hujan ikan, dia cuma diketawain sama polisi. Nakata cukup bingung sama kejadian itu (literally, dia enggak paham kenapa hal yang dia omongin nggak masuk akal), tapi akhirnya dia pergi lanjutin perjalanan, ngikutin feeling dia aja mesti ngarah ke mana, ditemani Hoshino (supir truk muda yang ia temui di jalan.) Ternyata mereka menuju tempat yang sama dengan Kafka.
Kutukan Ayah Kafka
Note: Lanjut dari sini, identfikasi karakter-karakter ini hanya asumsi saya, karena Murakami tidak menulis secara gamblang siapa adalah siapa, siapa Ibunya, Kakaknya, dsb., sehingga buku ini membiarkan kita menduga dan menjawab sendiri dugaan tersebut.
Balik ke quotes mengenai imajinasi, ini adalah salah satu imajinasi Ayahnya Kafka, yang terealisasi. Kutukan pertama terbukti kejadian. Tapi, Ayahnya mati dibunuh Nakata (nginget penjelasan sebelumnya, kemungkinan besar si Kafka yang bunuh secara nggak langsung). Sejak itu Kafka jadi buron. Apa yang dibilang Nakata bener, tentang pria yang ditemukan mati terbunuh dan hujan ikan. Di sini Murakami seakan bilang hal kayak gitu di bayang kita enggak mungkin terjadi, tapi ada variabel-variabel tertentu dalam hidup ini yang ternyata bisa bikin hal tersebut terjadi.
Kutukan kedua, Kafka hubungan intim sama kakak perempuannya. Waktu perjalanan Kafka menuju Shikoku, dia bertemu Sakura, hidup bersama selama beberapa hari dan dalam mimpi Kafka, mereka berhubungan intim. Ya mungkin Sakura bukan kakak kandungnya, tapi secara konsep bisa dikaitin.
Kutukan ketiga, Kafka hubungan intim sama ibunya. Ketika Kafka sampai di Shikoku, dia bertemu dengan Miss Saeki wanita yang sangat tertutup (orang kaya keturunan Komura family, punya perpustakaan warisan turun temurun). Kafka kerja dan tinggal di loteng perpustakaan tersebut. Setiap malam Kafka "bertemu" jiwa Miss Saeki waktu dia masih muda. Miss Saeki selama masa mudanya benar-benar enggak merasa bahagia, karena ditinggal cinta pertamanya yang mati dalam insiden demo mahasiswa. Sejak itu jiwanya hampa. Tapi melalui pertemuan-pertemuan di mimpi tersebut, Kafka jatuh cinta sama Miss Saeki, walau dia tahu hal itu nggak boleh terjadi dan pada akhirnya berhubungan sama jiwa Miss Saeki yang wondering itu.
Semua berawal dari mimpi dan imajinasi. Hal tersebut bener kejadian. Ada yang enggak kita pahami kenapa bisa terjadi, tapi kita harus terima karena itu udah takdir. Mau kita ubah sedemikian rupa, kayak Kafka yang kabur dari rumah untuk menghindari kutukan Ayahnya, dia malah berjalan semakin dekat ke tujuan tersebut.
"Sometimes fate is like a small sandstorm that keeps changing direction. ..... So all you can do is give in to it, step right inside the storm, closing your eyes and plugging up your ears so the sand doesn't get in, and walk through it, step by step."
Intinya nih buku keren banget hahaha. Kayak baca sesuatu di luar nalar, tapi entah gimana dekat dengan nilai-nilai kehidupan manusia.
Kalimat yang saya tandain di halaman-halaman buku
"Adults are forever raising bar on clever children, precisely because they're able to handle it. The children get overwhelmed by the tasks they are set and gradually lose the sort of openness and sense of accomplishment they naturally have. When they're treated like that, children start to crawl inside a shell and keep everything inside."
"...A dense, artistic imperfection stimulates your consciousness, keeps you alert" (Hal. 119)
"You're afraid of imagination. And even more afraid of dreams. Afraid of responsibility that begins in dreams. But you have to sleep, and dreams are part of sleep. When you're awake you can suppress imagination. But you can't suppress dreams." (Hal. 148)
"You can't look too far ahead. Do that and you'll lose sight of what you're doing and stumble. I'm not saying you should focus solely on the details right in font of you, mind you. You've got to look ahead a bit or else you'll bump into something. You've got to conform to the proper order and at the same time keep an eye out for what's ahead. That's critical, no matter what you're doing." (Hal. 155)
"Nothing's going to disapear just because you can't see what's going on. .... Closing your eyes and plugging up your ears won't make time stand still." (Hal. 157)
"You're seeking something, but at the same time you're running away for all you're worth" (Hal. 164)
".. in everybody's life there's a point of no return. And in a very few cases, a point where you can't go forward any more. And when we reach that point, all we can do is quietly accept the fact. That's how we survive." (Hal. 173)
"... People who fill up that lack of imagination with heartless bits of straw, not even aware of what they're doing. Callous people who throw a lot of empty words at you, trying to force you to do what you don't want to." (Hal. 195)
"As long as there's such a thing as time, everybody's damaged in the end, change into something else. It always happens, sooner or later. But even if that happens, you've got to have a place you can retrace your steps to. A place worth coming back to." (Hal. 287)
"My grandpa always said that asking questions is embarrassing for a moment, but not asking's questions embarrassing for a lifetime." (Hal. 274)
"... Necessity is an independent concept. It has different structure from logic, morals or meaning. Its function lies entirely in the role plays. What doesn't play a role shouldn't exist. What necessity requires dose need to exist. ..." (Hal. 309)
"Perhaps most people in the world aren't trying to be free, Kafka. They just think they are. It's all a illusion. If they really were set free, most people would be in a real pickle. You'd better remember that. People actually prefer not being free." (Hal. 339)
"Everyone is losing something precious to us. Lost opportunities, lost possibilities, feelings we can never get back again. That's part of what it means to be alive. But inside our heads - at least that's where I imagine it - there's a little room where we store those memories. A room like the stacks in this library. And to understand the workings of our own heart we have to keep on making new reference cards. We have to dust things all every once in a while, let in fresh air, change the water in the flower vases. In other words, you'll live for ever in your own private library." (Hal. 501)
Salam,
Adina
Comments
Post a Comment